Monday, December 24, 2012

Mawar untuk Kotak kecilnya


Dibagian tengah laut, hari demi hari berlalu. Ketika perjalanan seorang wanita dimulai untuk beralih membuka tumpukan kertas baru itu. Mencari-cari keindahan baru yang menjanjikan kedamaian untuk dapat dipeluk. Beralih dengan lagu baru yang mengiringinya. Mencari lagu yang penuh kenangan untuk ditinggalkan dalam cerita dalam kertas putih ini. Membuka pintu yang tertutup untuk jiwa yang hadir.  

Pernah berfikir, kemampuan untuk meninggalkan kenangan itu sangatlah tidak berdaya. Mengibaratkan, ketika sedang berada dilaut lepas tiba-tiba terdengar suara indah yang dulunya damai kembali  memanggil dengan janjian ketenangan yang luarbiasa damainya. Keinginan seorang wanita yang bercerita untuk terus berada dalam dekat suara itu. Hadir untuk menjadi bagian dalam jiwa indah itu lagi.

Menunggu, seperti dikatakan aku akan disini untuk menunggunya. Ntah kepada jiwa yang mana batinnya berkata. Hanya ingin berkata bahwa jiwanya sedang menunggu. Menanti jiwa baru yang tidak datang untuk menjadi sapaan dalam jiwanya. Sosok putih berkelabu itu belum terlihat. Apakah suara yang terdengar melalui batin nya, berupaya untuk mengingatkan diri dan pikiran dalam cerita lama? Mengembalikan keindahan bersama yang dulu pernah terjalin membentuk bintang impian.

Ketika wanita ini tidak mengerti akan jiwa dan perasaanya, iya hanya mengatakan “bawakanlah aku sebuah mawar, agar aku bisa menghargai bentuk dari kenangan kecil itu untuk ku simpan dalam kotak kecil ini” sebuah bunga yang akan layu merupakan sebuah daftar kenangan yang telah terjadi dalam hidupnya.

Betapa berharganya sebuah cerita yang telah terjadi dalam hidup manusia yang menjadi kenangan.

“aku ingin menuju pada suara yang ku dengar, agar jiwa itu tahu bahwa batinku mendengar suaranya memanggilku untuk hadir dalam ceritanya” wanita itu berkata pada laut lepas yang tenang, kicauan burung saja tidak terdengar, hanya ombak yang bergerak sedikit dengan perlahan sekali. Begitu tenang keadaan yang menemani jiwa wanita itu.

“jangalah aku hanya menjadi cerita dongeng dalam benakmu. Jadikanlah aku jiwa yang ada tidak hanya sekedar batin yang mendegarkanmu”. Wanita itu terus berkata.

Itu merupakan ungkapan derita batin yang menginginkan seseorang untuk hadir kembali menemani jiwanya. Batin yang terluka tidak akan mengenal terangnya dunia. Tidak akan tau banyaknya karunia tuhan. Hanya bisa berfikir bahwa jiwa yang hilang itulah karunia baginya, yang terang untuk gelapnya, yang indah dari tuhan. Jiwa itu telah pergi bersama cerita lama yang hanya meninggalkan kenangan, kengan baik dan buruk.



Lembaran cerita pendengar dan Rizki Nurhikmah

No comments:

Post a Comment