Tuesday, December 25, 2012

Titipan Tuhan dalam Waktu



Diantara jemari tangan yang terbentuk, tuhan telah mengukir garis tangan pada setiap makhluknya.  Kaum adam telah memiliki siapa hawanya nanti. Untuk menjadi hawa seumur hidupnya. Tuhan telah memberikan waktu agar  adam dan hawa di dunia ini bertemu. Dimulai dari kisah Adam yang telah dipertemukan  dengan hawa,dengan maksud untuk menjadi penentram jiwanya,untuk memperkuat raganya ketika sedang diuji oleh tuhan.

Tuhan telah  memberikan waktu agar dapat merangkul pertemuan itu. Waktu yang diberikan menjadi suatu bentuk pengikat diatara dua makhluk ini. Sama hal nya dengan apa yang terjadi pada makhluk tuhan lainya. Menginginkan pertemuan itu terjadi sesempurna pertemuan dua makhluk dunia yang diturunkan pertama kali.

Pertemuan yang diharapkan seperti kapas yang masih bisa dibentuk sesuai harapan agar menjadi pengikat batin dua jiwa. Dipertemukan untuk dipisahkan itulah yang terjadi pada setiap makhluk tuhan yang bertemu. Tangan mengikat, waktu melindungi, batin menyatu, hati tidak berbohong, namun perkataan angin lain yang membuat ikatan itu terlepas. Terputus tanpa ada tali lain untuk dijadikan penghubungnya.

Perlahan, dua jiwa ini terlepas dengan ikatan batin yang tidak pernah menginginkan itu trjadi. Bahkan anak adam berkata “jika jiwa ini memang milikku, maka kembalikanlah dia denga dia menjadi pendengar batinku” .  Maka sosok wanita memiliki pernyataan lain untuk memperkuat perkataan hati itu “sekuat apapun aku melangkah untuk pergi menjauh dari sayapku ini, maka kembalikanlah sayap batin ini agar dia tidak terbang jauh meninggalkan hati yang sudah membuka untuk lekatan sayapnya”

Air mata tidak pernah terelakkan dari penglihatan dua makhluk yang begitu menghargai kebersamaan dalam jiwanya. Berharap waktu tidak melakukan hal ini kepada mereka. Berharap tangan ini tetap kuat menyatukan mereka.

“jangan meninggalkan sebelah sayap ini ketika itu tidak mampu membuatku terbang menjadi lebih kuat” makhluk paling lembut itu berkata dengan air mata yang tidak bisa terhapus.

Betapa berharganya jiwa itu, ketika ia hadir kau begitu ramah menyapa dunia, namun ketika ia tidak dapat menggenggammu lagi kau seperti terpuruk tenggelam dalam pasir yang semakin tak memberikanmu cahaya untuk hidup. Ketika itulah tersadari, bahwa jiwa itu selalu berarti  untuk menjadi sayap yang memperkuat kita terbang menuju cahaya indah kedamaian.  Jangan meninggalkan hal yang seharusnya masih tetap dimiliki. Aku ingin tetap mengejar apa yang seharusnya masih menguatkan batinku ini. Selamat jalan, dan kembalilah untuk menemani jiwa ini////


Lembaran cerita Rizki Nurhikmah

Monday, December 24, 2012

photography

















"tripod photography" by Bagus Setiawan
Editor by Rizki Nurhikmah

Mawar untuk Kotak kecilnya


Dibagian tengah laut, hari demi hari berlalu. Ketika perjalanan seorang wanita dimulai untuk beralih membuka tumpukan kertas baru itu. Mencari-cari keindahan baru yang menjanjikan kedamaian untuk dapat dipeluk. Beralih dengan lagu baru yang mengiringinya. Mencari lagu yang penuh kenangan untuk ditinggalkan dalam cerita dalam kertas putih ini. Membuka pintu yang tertutup untuk jiwa yang hadir.  

Pernah berfikir, kemampuan untuk meninggalkan kenangan itu sangatlah tidak berdaya. Mengibaratkan, ketika sedang berada dilaut lepas tiba-tiba terdengar suara indah yang dulunya damai kembali  memanggil dengan janjian ketenangan yang luarbiasa damainya. Keinginan seorang wanita yang bercerita untuk terus berada dalam dekat suara itu. Hadir untuk menjadi bagian dalam jiwa indah itu lagi.

Menunggu, seperti dikatakan aku akan disini untuk menunggunya. Ntah kepada jiwa yang mana batinnya berkata. Hanya ingin berkata bahwa jiwanya sedang menunggu. Menanti jiwa baru yang tidak datang untuk menjadi sapaan dalam jiwanya. Sosok putih berkelabu itu belum terlihat. Apakah suara yang terdengar melalui batin nya, berupaya untuk mengingatkan diri dan pikiran dalam cerita lama? Mengembalikan keindahan bersama yang dulu pernah terjalin membentuk bintang impian.

Ketika wanita ini tidak mengerti akan jiwa dan perasaanya, iya hanya mengatakan “bawakanlah aku sebuah mawar, agar aku bisa menghargai bentuk dari kenangan kecil itu untuk ku simpan dalam kotak kecil ini” sebuah bunga yang akan layu merupakan sebuah daftar kenangan yang telah terjadi dalam hidupnya.

Betapa berharganya sebuah cerita yang telah terjadi dalam hidup manusia yang menjadi kenangan.

“aku ingin menuju pada suara yang ku dengar, agar jiwa itu tahu bahwa batinku mendengar suaranya memanggilku untuk hadir dalam ceritanya” wanita itu berkata pada laut lepas yang tenang, kicauan burung saja tidak terdengar, hanya ombak yang bergerak sedikit dengan perlahan sekali. Begitu tenang keadaan yang menemani jiwa wanita itu.

“jangalah aku hanya menjadi cerita dongeng dalam benakmu. Jadikanlah aku jiwa yang ada tidak hanya sekedar batin yang mendegarkanmu”. Wanita itu terus berkata.

Itu merupakan ungkapan derita batin yang menginginkan seseorang untuk hadir kembali menemani jiwanya. Batin yang terluka tidak akan mengenal terangnya dunia. Tidak akan tau banyaknya karunia tuhan. Hanya bisa berfikir bahwa jiwa yang hilang itulah karunia baginya, yang terang untuk gelapnya, yang indah dari tuhan. Jiwa itu telah pergi bersama cerita lama yang hanya meninggalkan kenangan, kengan baik dan buruk.



Lembaran cerita pendengar dan Rizki Nurhikmah

Sunday, December 23, 2012

Menjadi bagian dalam lembaran cerita

ikuti itu..
Waktu memiliki kekuatan untuk merubah segalanya, baik itu menjadi baik maupun buruk. Perubahan itu tidak pernah lepas dari campur tangan tuhan yang selalu memberi kelapangan pada makhluknya. Ketika semua cerita memiliki akhir maka bagian dari cerita itu telah kembali kepada yang memberi cerita .

Aku berjalan menepi mengiringi jemari kaki mengikuti langkah dunia
Menjadikan sebuah impian menjadi sebuah tujuan
Memiliki jalan untuk tetap menjadi apa yang ada pada diriku
Mengikuti siang dalam gelap
Menjadi senja dalam terang

Tidak mengingkari posisi hidup bahwa kita suka bermimpi, menjadi seorang tokoh bahagia layaknya raja dan putri disebuah negri. Membayangkan kehidupan bahagia yang begitu akrab menyapa, begitu ramah mengikuti hari untuk selalu ada. Menjadi seorang pemimpi yang melupakan bagaimana pedihnya realita kehidupan. Bermimpi untuk menjadi seperti apa yang tidak terjadi. Melihat kenyataan bahwa usia telah menjadikan hidup memiliki ceerita baru yang menyedihkan dan menyenangkan. Kembali ke masa indah, ketika aku tidak menjadi seorang yang tidak mengenal dunia baru ini. Disaat aku mulai mengingat aku menjadi milik cerita di negri itu, aku menjadi tokoh dari lembaran di buku itu. Ini sangat nyata, sangat indah. Tidak memandang betapa sulit untuk menyatakannya. Tidak melihat bagaimana cerita ini dilihat.

Merah terang itu datang
Membawa bagian putih yang menghangatkan
Jiwa itu menyapa begitu ramah hidupku
Dengan menutup mata keindahan itu terasa menusuk batin

                Cerita berlarut cerita. Bercampur dengan duka yang mungkin terkadang datang meyapa. Cerita dalam setiap lembaran itu terasa begitu haru ketika berada di atas perpecahan yang merusak. Akhir… semua cerita memiliki akhir, akhir haru dari cerita ini. Kehilangan untuk ada ataupun tidak ada nantinya.

Mencoba mempertahankan merah terang itu
Agar terang itu tidak pernah teredupkan oleh apapun
Kini perlahan
Yang terang itu hilang bersama merahnya
Aku bersama putih ingin terang itu
Untuk selalu menjadi terang dalam putih
Merah itu semakin redup
Tanpa meninggalkan sedikit saja terang untuk putihku
Kini merah terang itu tidak pernah tampak lagi
Aku percaya bersama putihku
Jika merah yang terang itu
Ditakdirkan menjadi terang dalam putihku
Maka cahaya itu akan muncul kembali dalam terangnya
Untuk hadir kembali disini…




Lembaran cerita Rizki Nurhikmah

Thursday, December 20, 2012

music school

Biasanya setiap hari sabtu digunain buat les musik setelah lelah bertemu dengan pelajaran yang terkadang membuat pelajar mengantuk. Hari sabtu dirasain sebagai hari yang memerdekakan pelajar dari kejenuhan pelajaran seperti saya, ya walaupun mulai dari sabtu sore hingga minggu siang aja. Seharusnya sabtu digunain sebagai hari non efektif, agar siswa tidak merasa jenuh dengan pelajaran-pelajaran yang ada. Ya... untuk itu kita berusaha menghibur diri selalu

Add caption


"tripod photography" by Bagus Setiawan
editor by Rizki Nurhikmah


new post





"tripod photography" by Bagus Setiawan
editor by Rizki Nurhikmah