Pagi menjadi
cerahnya dunia. Namun saat itu aku tak mendengar seperti apa dentingan jam
biasanya berputar. Coba berbalik pada dunia fatamorgana yang memberikan
kebebasan hati untuk memilih. Ya saat itu aku merasakan bebas melihat, bebas
mendengar,bebas merasakan, bebas memilih, dan bebas memiliki. Lalu seperti
apakah pelangi yang dihadapkan pada mata hitam putih ku saat ini, apakah hanya simbol
ilusi belaka atau hanyalah omongan yang membicarakan unsur yang membentuknya? Ya
namun perjalanan kelam ini menuntunku untuk tidak menoleh, pada bintang jauh
yang tidak pernah bersinar tepat diatas atap pelindungku lagi. Namun awan biru
yang dulunya menjadi nyanyian “bintang kecil di langit yang biru” itu tetaplah
menjadi kenyataanya. Setelah melihat nyatanya dunia, dan kembali melihat
bintang itu, kini nyanyian itu berubah menjadi “bintang kecil di langit yang
hitam”.
Ya… bintang itu dikelilingi langit
hitam, kemudian perlahan tidak dapat kugapai oleh penglihatanku kemana jejaknya
menghilang. Lalu seperti apakah malam dalam mimpiku? Ya, dan ternyata sudah
tenggelam dalam dukanya. Karang yang biasanya membantu, kini mulai terkikis
oleh erosi air yang menghantam. Karam. Bangun, untuk melihat kedunia. Dan ternyata
diawali dengan kelabu.
Kronologis sejarah cerita yang
berjalan layaknya mimpi sang raja yang menjadi budak. Dahulunya menjadi raja,
kini jatuh menjadi pemikul batu tepi sungai. Semakin takut untuk menoleh
kebelakang. Tak ingin melihat penyebab yang meneggelamkanku. Perlahan berubah
untuk maju, namun masih terfikir yang indah masa lalu. Ingin, tersirat,
tersurat hati kembali dalam dentingan jam yang masih memberikan sorak tertawa
hati. Namun tidak mungkin untuk menggenggam kembali pesona dunia dahulu.
Waktu memberikan ku jalan luas untuk
terus kedepan dan membiarkan jam yang lalu tenggelam dalam kenangannya yang
tertulis abadi dalam jiwa. Ya… biarkanlah perjalanan ini membawaku dalam
pelukan hangatnya. Harapan waktu yang lalu menemukan wajah wayang yang tepat
untuk bermain bersamanya, dan aku terus menapaki jalan luas ini untuk hidupku
yang masih memberikan cahaya bintang itu padaku walaupun dalam kelabunya selalu
terhalang untuk mengabadikan ku.
No comments:
Post a Comment