Friday, March 22, 2013

Catatan Ibu


                “suatu pagi dalam rumahku” kata sosok perempuan yang sedang menuliskan sepenggal kehidupan kedalam buku hariannya.

            “ibu… ibu… aku haus” begitulah perkataan yang sering ku dengar setiap hari. Betapa bahagianya aku mendengar suara indah itu yang dulunya hanya berada dalam pikiranku saja. Aku adalah wanita yang benar-benar sudah merasa lengkap dengan mutiara-mutiara ku ini. Dua jiwa yang terlahir untuk menemaniku saat dia disana sedang berkeringat. Aku begitu merindukan mutiara ku ini ketika aku sedang tidak berada di tempat ku melepaskan kelelahanku. Suara-suara itu selalu ku dengar setiap hari. Tawa, tangis, jeritnya, semua ku dengar dari mutiara-mutiara ku.
            Terkadang aku merasa, aku tidak mampu menjalani ini semua. Namun aku sadar, bahwa inilah jalanku sebagai seorang wanita. Namun mengapa saat aku merasa lelah dan tidak mampu untuk tegak, terkadang tidak ada yang mampu menolongku? Mereka hanya melihatku dan memarahiku. Tanpa ada rasa ingin untuk menyenangkan hati mutiara-mutiara ku ini.
            Seperti inikah takdirku sebenarnya? Atau hanya wanita seperti ku yang merasakannya? Tuhan… kuatkanlah aku dalam segala hal yang Kau ujikan kepada ku. Aku ingin mereka tahu bahwa aku lelah. Aku ingin yang dulunya selalu memujiku kini kembali menyayangiku layaknya waktu terulang. Inilah aku makhluk-Mu yang membutuhkan kelembutan itu.

            Seperti itulah sekilas gambaran seorang wanita. Ya seorang ibu. Tidak kah terkadang mereka terlihat tua dari umurnya? Bahkan terlihat seperti orang yang tidak disebut tuan rumah?

 “saya mengerti. Seperti apapun situasinya, wanita ingin diperlakukan secara lembut” begitu kata salah seorang teman saya.

            Perlakuan lembut tidaklah hanya diberikan kepada wanita/perempuan/cewek atau sebutan lainnya. Kita ini makhluk sosial yang saling membutuhkan. Perlakuan sopan dan lembut itu memang dibutuhkan oleh setiap insan. Berusahalah untuk menghargai apa yang menghargaimu, jangan biarkan hal itu menjauh dan meninggalkanmu.




Lembaran cerita orang sekitar


No comments:

Post a Comment